Museum Nasional Jakarta adalah museum tertua dan terbesar di Asia. Sungguh fakta yang jarang disebut dan boleh jadi karenanya kurang disadari oleh warga Jakarta sendiri. Koleksi-koleksinya mencakup jutaan tahun sejarah alam dan manusia berikut budaya-budaya di beribu pulau yang terbentang diantara Samudera Hindia dan Pasifik.
Koleksi museum ini ada yang berumur lebih dari 900 tahun. Koleksi juga menunjukkan betapa ternyata di era-era lampau kerajaan-kerajaan nusantara telah membina hubungan baik dengan pusat pusat istana di Cina, India dan Eropa. Saling pertukaran cindera mata atau barang-barang mewah terjadi.
Melihat koleksi-koleksi museum ini seperti melihat sejarah kita sendiri. Sejarah kita yang berada di silang dunia.
Pertengahan Nopember lalu sebuah buku yang menyajikan koleksi-koleksi Museum Nasional Jakarta diluncurkan oleh Joop Ave, Menteri Pariwisata hingga 1998, kini publisher dari BAB Publishing Indonesia.
Icons of Arts, National Museum Jakarta —demikian judulnya— sangat impresif dan mewah. Dengan buku ini menyusuri sejarah terasa menyenangkan. Foto-foto clear and crisp benda-benda unik, langka dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya dipadu dengan artikel-artikel berkualitas dan mendalam yang ditulis oleh para kurator museum.
Tak pelak lagi buku ini sangat bernilai dan perlu dimiliki para pemerhati seni dan sejarah kebudayaan.
Setelah buku ini, diharap tata pamer di Museum Nasional bisa sebanding dengan cara penyajian di sini. Museum Nasional, memang banyak koleksi, tapi sudah lama tata-pamernya dikenal tidak menarik sama sekali. Rak-rak kuno terkesan kumuh. Lampu temaram—cenderung gelap. Informasi tak memadai. Buku ini menerbitkan inspirasi akan tata pamer yang memanfaatkan tehnologi laser dan multimedia. []
Icons of Arts
National Museum Jakarta
Penyunting Retno Sulistianingsih Sitowati, Prof. Dr. John N. Miksic,
Halaman 308, 240 x 270 mm, ISBN 979-8926-25-0
Penerbit BAB Publisihing Indonesia, 2006
Informasi T 390-7441-2 F 390 7444, babtsp@dnet.net.id
Museum Nasional dibangun pada 1862 dan diresmikan pada 1868. Digunakan sebagai museum setelah terbentuk Bataviaasch Genootschap van kunsten en Wetenschappen atau Batavia Society for Arts and Science pada 24 April 1778.
Ia dikenal sebagai Gedung Gajah sejak memperoleh hadiah patung dari Raja Thailand, Chulalongkorn, pada 1871. Pemerintah Indonesia mulai mengelola sejak 17 Sepetember 1962 sebagai Museum Pusat. 28 Mei 1979 ditingkatkan menjadi Museum Nasional.
Kini dibangun dua gedung tambahan, enam lantai di sebelah kiri dan sepuluh lantai di bagian belakang, masing-masing dengan dua lantai bawah tanah.
Sebagian besar akan digunakan sebagai tempat penyimpanan serta ruang pameran benda-benda koleksi yang kabarnya mencapai 140.000 macam. Sisanya difungsikan sebagai area publik, seperti lobi dan auditorium. Lantai bawah tanah kedua gedung baru tersebut digunakan sebagai area parkir.
Museum Nasional
Jl. Merdeka Barat No. 12
Jakarta 10110
T 381 1551, 384 0451, 382 3239